Uncategorized

Creepy Wedding [France, this is… a paradise?] -Prologue-

Creepy Wedding

TITLE : Creepy Wedding [France, this is… a paradise?] 

Rated : PG17

Author : JiYoo19

Cast : Byun Baekhyun – Baek Jihyun

Genre : Romance, Drama, Marriage Live, Comedy*gagal*

Leight : Chapter

Summary : Paris, Perancis. Negeri cinta dimana seharusnya liburan seorang Baek Ji Hyun berjalan lancar seperti apa yang direncanakannya. Menyenangkan dan tentunya akan menjadi sebuah perjalanan yang sangat berkesan. Namun karena sebuah insiden tabrak lari dengan seorang namja misterius di depan menara Eifel membuat liburan Jihyun berantakan. Tiket pesawatnya hilang– bersama dengan koper yang berisi baju dan dompetnya. Itu tentu menyebabkan ia tak bisa kembali ke Korea. Secara otomatis, ia terjebak di Paris. 
Tidak hanya itu, kesialan Jihyun masih tetap berlangsung. Ia kembali bertemu dengan namja misterius pembawa bencana itu di sebuah cafe tempatnya bekerja. 

Byun Baekhyun. Itulah nama dari namja penyebab malapetaka baginya. Dan yang lebih parah lagi, pria misterius itu adalah putra tunggal keluarga bangsawan Byun yang kabur nyaris sebulan lamanya. Entah ini dapat disebut sebuah kesialan atau apa, ternyata Byun Baekhyun adalah tetangga apartemen yang ditinggali Jihyun. Hari-harinya dihabiskan untuk menuntut pertanggung jawaban pemuda itu agar mengembalikan barang-barang berharga di dalam kopernya yang hilang. Namun tak sedikitpun perkataan Jihyun digubris oleh pemuda mungil itu. 
Hingga pada akhirnya sebuah skandal terjadi diantara duo ‘Hyun’ itu. Keluarga Byun mengetahui dimana Baekhyun berada. Sebuah permasalahan pelik terjadi dan Jihyun turut terjun dalam permasalahan tersebut. 
Dan mereka terikat sebuah perjanjian yang mengharuskan mereka menikah untuk menutupi skandal yang terlanjur menyebar hingga ke Korea sana. 
Sebuah bencana baru bagi Jihyun. Belum selesai mengenai masalah tiket pesawat dan kopernya yang hilang. 
Sementara itu, sekarang? 
Ia harus menikahi seorang Byun Baekhyun karena sebuah skandal?!

 

Chapter One : PROLOGUE.

 

“Jadi… haruskah aku mengatakan bahwa ini adalah sebuah kesialan?”

 

Baek Ji Hyun.

 

 ***

 

Jihyun memutar bolpoinnya bosan, sedari tadi ia hanya menatap lingkaran jam yang tersampir di lengan kirinya tanpa bergeming untuk sekedar mendengarkan ocehan dosennya yang tengah berkicau di depan kelas. Dia—Jihyun—sangat ama t bosan.

Entah apa lagi sekarang. Ia memperhatikan ke sekeliling kelas dan mendapati banyaknya korban jiwa yang tergeletak tak berdaya di meja mereka masing-masing. Dan yang semakin memperparah itu—tak jarang di tiap individu telah menghasilkan sungai pribadi yang hampir-hampir membludak dari areal meja mereka.

Percaya tidak percaya, itu membuat Jihyun sendiri merasa jijik. Ia bergidik.

Dan… well. Rasanya waktu benar-benar berhenti—sangat lama. Ia tak tahu lagi apa yang harus dilakukannya saat ini. Ia terlalu bosan untuk memperhatikan professor Jung di depan sana—dan memperhatikan teman-teman sekelasnya hanya akan memperparah keadaan.

Hei. Jangan salahkan Jihyun jika ia menolak melihat mereka semua karena sungai-sungai menjijikkan itu.

Matanya bergerak kea rah teman di sebelahnya. Menatap Hyunmi yang tengah asyik mengetikkan sesuatu di ponsel android berwarna pink miliknya.

Melihat adanya warna pink mau tak mau membuat mata Jihyun sedikit perih. Dan ya, jujur saja, Jihyun memang alergi dengan warna manis itu—seakan segalanya belum cukup menyakitkan, sekarang kau melihat kenyataannya.

Hyunmi adalah sahabat Jihyun.

See?

Entah ini pantas disebut ironi atau tidak—bagi Jihyun itu sama saja. Yang jelas, tak ada satupun hal yang diinginkannya di dunia ini kecuali jam pelajaran professor Jung selesai.

Jihyun menguap pelan.

Oke, bahkan dia mengantuk sekarang.

Ia menopang kepalanya dengan sebelah tangannya dan menatap professor Jung dengan tatapan bosan. Ia tak dapat memprediksikan sampai berapa lama lagi matanya akan bertahan demi mempelototi dosennya itu. Matanya benar-benar terasa berat—seakan-akan ia memakai bulu mata yang tebalnya bisa mencapai 5 cm. Sayangnya saja, Jihyun bukan tipikal gadis yang hobi memoleskan bedak ataupun bahan-bahan kosmetika di wajahnya—terutama areal mata.

Itu dapat membuat matanya iritasi.

Satu penegasan disini.

Jihyun alergi make up dan benda berwarna pink. Dan itu bukannya benci.

“Nah, baiklah karena jam saya sudah selesai. Maka kalian ringkas bab 4 sampai 8 mengenai perkembangan sasra pada dinasti Joseon!”

Jihyun terhenyak.

Apa? Meringkas? 4 bab?

Dan… PERKEMBANGAN SASTRA DINASTI JOSEON?

Oh ya, ampun…

Kenapa hidup harus sesulit ini, huh?

Jihyun menjambak rambutnya frustasi. Ia bahkan belum menyelesaikan makalah yang diberikan professor Kim mengenai novel klasik abad 19. Dan sekarang tugasnya bertambah lagi.

“Jihyun-ah, gwenchanayo?”

Hyunmi menepuk pundak Jihyun pelan. Namun pihak yang bersangkutan sama sekali tak bergeming. Pandangannya kosong—dan ia hanya bisa terpaku menatap papan tulis di depan dengan padangan horror yang agaknya terlalu didramatisir.

Bukan-bukan…

Baek Ji Hyun bukanlah tipikal orang yang hiperbola. Ia cenderung merasa shock. Dan karena memang itulah kenyataan sebenarnya. Ia tidak mengada-ada, dear…

“Jihyun-ah?”

Hyunmi melambaikan tangannya di depan wajah gadis itu. Dan reaksinya tetap sama—Jihyun tidak bergeming. Gadis semampai itu berdiri, berjongkok di sisi kanan sahabatnya dan kembali melancarkan aksinya untuk menyadarkan Jihyun.

“Hei? Ada apa?” tanya Hyunmi lembut.

Kali ini helaan nafas taktis terdengar—dan asalnya tidak diragukan lagi.

Baek Ji Hyun.

Ia memandang Hyunmi dengan tatapan mengiba. Kantung matanya terlihat jelas dan entah bisa bagaimana wajahnya terlihat menjadi berpuluh-puluh kali lebih tirus ketimbang beberapa bulan yang lalu. Rambutnya kusut—tentu saja karena sedari tadi ia terus menarik-nariknya tanpa henti. Dan lihat? Sekarang Jihyun sukses membuat Hyunmi menjungkitkan alisnya dan menggeleng-gelengkan kepalanya dengan perasaan simpati.

“Kau kelelahan.”

“Aku tahu itu,”

Kalian tahu? Nada bicara gadis itu bahkan sudah sampai pada titik paling parah. Suaranya yang biasanya melengking memekakkan telinga, kini terdengar memberat dan nyaris sama saja dengan bunyi orgen gereja yang mendentangkan nada horror—fantastisnya itu sampai membuat orang-orang di sekitar kelasnya merasakan hawa ketidak beresan pada gadis ber marga ‘Baek’ ini.

“Lalu?” Hyunmi kembali melontarkan pertanyaannya. Singkat.

“Sepertinya aku harus libur beberapa hari. Kau tahu? Refreshing, dan aku membutuhkannya sekarang. Terjebak dalam tugas-tugas kampus yang menggunung, dosen yang berteriak, adikku yang selalu menangis ketika mendapat nilai B, orang tuaku yang jarang pulang, dan kehidupanku yang rumit benar-benar membuatku stress.”

Hyunmi menganggukkan kepalanya dan mencoba mengerti. Ia mengelus punggung Jihyun dengan usapan pelan. Berharap itu dapat mengurangi perasaan tertekan pada sahabatnya ini.

“Aku tahu itu, jadi apa rencanamu?”

Jihyun menoleh.

“Apa?”

“Rencana liburanmu, dear…”

Jihyun kembali diam. Ia hanya menundukkan kepalanya dan menatap jari-jari tangannya yang kecil juga pendek.

Hyunmi benar. Apa yang akan ia rencanakan?

“Aku tidak tahu,”

Hyunmi nyaris tersedak liurnya sendiri. Jihyun menoleh menatap Hyunmi, dan itu sukses membuat gadis semampai itu gelagapan memperbaiki ekspresi wajahnya.

“Oke, oke, kita bisa diskusikan itu. Jadi, pertama, kemana tujuan liburanmu?”

Hyunmi menarik sebuah kursi dan mendudukinya. Gadis itu menopang wajahnya dengan kedua tangan dan menatap Jihyun dengan pandangan ingin tahu. Jihyun sendiri tak banyak merubah ekspresinya. Sejauh ini masih sama saja seperti pada jam professor Jung tadi.

Jihyun berfikir. Bola matanya bergerak kesana-kemari—bingung dan mungkin sedikit rikuh dengan keputusan yang akan diambilnya kali ini.

“Pa… ris,”

Gadis di depannyaa menatap Jihyun dengan alis mengkerut.

“Apa?”

Jihyun menghela nafasnya, “Paris.”

Sebuah tuturan singkat itu meluncur begitu saja tanpa bisa dikendalikan Jihyun. Goo Hyun Mi menatap Jihyun tak percaya.

“Paris? Kau serius?” kali ini bahkan Hyunmi merasa tak yakin dengan perkataan gadis di hadapannya. Oke, dia khawatir sekarang. Mungkinkah Jihyun ingin pergi ke Negara yang terletak di benua Eropa itu? Ah, maksdunya, Perancis? Yang benar saja?

Jihyun ragu-ragu mengangguk.

“Sebelumnya aku sudah membicarakan ini dengan orang tuaku,”

Hyunmi mulai tertarik.

“Lalu?”

Jihyun menenggelamkan kepalanya di lipatan sikunya. “Mereka setuju. Tapi…” JIhyun menghentikan kalimatnya. Ia menengadahkan kepalanya dan menatap Hyunmi dengan pandangan bingung.

“Tapi apa?” potong Hyunmi tak sabar.

Jihyun menghela nafasnya.

“Entahlah, aku tidak yakin. Firasatku mengatakan akan terjadi sesuatu,”

Goo Hyunmi berdiri. Menghampiri Jihyun dan menepuk pundaknya pelan. Mencoba memberikan dorongan semangat. Ia tersenyum cerah hingga menampilkan deretan gigi putihnya yang mengkilap—sama saja seperti bintang iklan pasta gigi yang acap kali dilihatnya di layar televisi.

Jihyun hanya bisa mengembangkan senyuman datarnya yang terkesan dingin—atau malah itu bukan terlihat seperti senyuman. Lebih tepatnya ia hanya mencoba untuk menyeimbangkan sudut-sudut bibirnya dengan menarik otot pipinya yang nyaris kaku 3 minggu belakangan ini.

Pasti kelihatan buruk sekali.

Dan senyum itu tidak terlihat membantu banyak.

“Percayalah, kau akan baik-baik saja, Jihyun-ah… tidak akan terjadi apapun, ne?”

Ragu, Jihyun akhirnya benar-benar menarik senyumannya. Dirasanya ini lebih baik.

“Kau benar, tidak akan ada yang terjadi. Kurasa aku terlalu stress Hyunmi-ya,”

Gadis beriris kecoklatan itu terkekeh pelan. Dibarengi dengan kekehan Jihyun yang mulai menampakkan nada suaranya yang biasa. Jernih dan ringan—namun jangan lupakan fakta bahwa suara itu cukup memekakkan telinga jika sudah sampai pada taraf mengkhawatirkan.

Hyunmi merangkul pundak Jihyun dan mencubit pipinya gemas.

“Baiklah, jadi… kapan kau berangkat?”

Jihyun melepaskan rangkulan Hyunmi dan menjingitkan alisnya bingung. “Maksudmu?”

Hyunmi mendecak dan memandang Jihyun dengan tatapan bosan.

“Kau berangkat ke Paris, bukankah kau sudah mendapatkan izin?”

Jihyun merutuki kebodohannya. Kenapa ia bisa lupa? Ya, ampun…

“Ah iya! Aku lupa!”

Dan Hyunmi hanya bisa memberikan respon menggeleng-gelengkan kepalanya. Prihatin juga hanya bisa pasrah dengan penyakit statis yang menjangkiti otak sahabatnya.

Pelupa—itulah seorang Baek Jihyun.

Buru-buru Jihyun merogoh saku blazernya—menarik secarik kertas berwarna hijau terang dengan cekatan dan memapangkannya dihadapan wajah Hyunmi.

Itu tiket pesawat.

Hyunmi membaca deretan kalimat itu perlahan—dan ia berusaha sebisa mungkin untuk tidak melewatkan satu huruf pun.

Friday, 07 December 2012.

Dan itu artinya lusa!

Hyunmi menatap Jihyun dengan tatapan menyelidik—Jihyun sendiri hanya bisa membalas tatapan sahabatnya dengan cengiran tanpa dosanya yang selalu ia gunakan di saat-saat genting.

Hyunmi menunjuk Jihyun, “Kau… jadi?”

Jihyun mengangguk pasti.

“Binggo! Aku akan berangkat, besok lusa!”

~000~

“Eonni, jangan lupa oleh-oleh untukku, ne?”

“Jaga dirimu, Jihyun-ah!”

Jihyun menoleh, tersenyum hingga menampakkan eye-smilenya yang melengkung sempurna layaknya bulan sabit. Ia mengacungkan jempolnya seraya menggumamkan kata ‘oke’ pelan. Hyorin—adik Jihyun melambaikan tangannya, seolah-olah memberikan kode selamat jalan bagi kakaknya. Dan Jihyun hanya merespon tingkah adiknya dan sahabat karibnya itu dengan senyuman tipis. Ia melirik arlojinya sekilas.

Pukul dua siang—dan artinya itu sebentar lagi pesawat yang akan ditumpanginya akan segera lepas landas. Segera saja ia melanjutkan perjalanannya yang tertunda hingga akhirnya sampai di dalam pesawat. Ia tak banyak melakukan sesuatu hal, Jihyun hanya mendengarkan musik dari I-podnya sembari membaca novel yang sengaja dibawanya sebagai pengusir bosan. Ia tak memperdulikan lalu-lalang pramugari maupun pramugara yang berada di jalan sempit yang berada di sebelahnya. Jihyun terlalu fokus membaca dan seakan tak perduli dengan itu semua. Dan ketika sadar pun, ia hanya mengetahui bahwa pesawat yang membawanya telah lepas landas meninggalkan bandara internasional Incheon.

Ia menolehkan kepalanya ke arah kiri. Menatap gugusan awan yang berada di sebelahnya. Ia juga melihat penampakan kecil kota Seoul yang makin kelihatan seperti miniatur yang begitu nyata. Dan anehnya Jihyun menyukai itu. Ia benar-benar tak sabar untuk segera sampai ke Paris. Kota cinta yang menjadi tujuan liburannya kali ini.
Ia mengela nafasnya. Mulai menutup matanya perlahan dan menguapkan rasa kantuk yang mulai menjangkiti matanya.

“Aku benar-benar tak sabar untuk segera sampai ke sana, di sana pasti sangat menyenangkan”

Mata gadis itu terpejam sempurna. Menelusupkan permata indah yang semula menghiasi kedua manik matanya. Pergi menyusuri alam mimpi bersama imajinasinya.
~000~

“Byun Baekhyun! Mau kemana kau heh! Jangan pergi begitu saja ketika ibumu bicara!”

Baekhyun mendecih.

Ibu?

Kenapa kedengarannya itu menggelikan sekali.

Ia menoleh dan menatap sinis figur wanita yang tengah menggeram marah di belakangnya. Sementara itu pria paruh baya juga terlihat sama saja dengan wanita itu. Mereka menatap Baekhyun dengan tatapan kesal. Dan Baekhyun sendiri hanya bisa menyunggingkan cengiran polosnya yang benar-benar membuat emosi kedua orang tuanya naik ke ubun-ubun.

“Kenapa? Aku bebas melakukan apapun yang ku suka.”

“Byun Baekhyun!”

Wanita itu menggeram. Baekhyun hanya melontarkan tatapan sinis pada kedua sosok itu—sama seperti beberapa saat yang lalu saat segalanya bermula dari sebuah adu mulut yang dinilai Baekhyun tak penting. Terlebih lagi… topic pembicaraannya benar-benar membuat Baekhyun mual.

Perjodohan?

Hei, memangnya Baekhyun ini apa? Di tahun 2012 ini? Bahkan sebentar lagi 2013, dan…

Perjodohan? Ya, ampun…

“Apa?”

Tuan Byun berjalan mendekat ke arah Baekhyun. Bunyi gemeletak jari terdengar begitu jelas di sana—dan singkatnya atmosfir diantara ketiga sosok itu kian memanas di tiap detiknya.

“Dimana sopan santunmu, Byun Baekhyun! Dia ibumu!” bentak tuan Byun keras. Suaranya memenuhi manor kediaman Byun hingga mengakibatkan seluruh maid berbisik-bisik dan merinding ketakutan. Suasana menjadi hening dan satu-satunya yang dapat terdengar hanyalah dengusan marah tuan Byun terhadap putra sematawayangnya.

Baekhyun sendiri tak ambil pusing. Ia malah tertawa—sinis dan terdengar seperti sebuah ejekan terang-terangan yang membuat dosis ketidaksopanannya semakin membuat amarah dua individu itu memuncak.

“Ibu? Orang tua? Kalian bahkan tak pernah memperdulikanku? Jadi apa perduliku, heh? Kalian membuatku seperti sebuah barang! Kalian kira aku ini apa? Aku bukan seorang anak yang hidup di abad 19! Kalian tidak berhak mengaturku dengan perjodohan itu!”

“—BYUN BAEKHYUN!!”

“Apa? Kalian ingin mengatakan apa?!!”

PLAK!

“—Cukup Byun Baekhyun!!”

Sebuah tamparan mendarat begitu saja di pipi Baekhyun. Tuan Byun tak sanggup lagi menahan amarahnya. Putranya benar-benar tak dapat dimaafkan.

Dan nyonya Byun hanya dapat menitikan air matanya melihat aksi itu.

Baekhyun mendecih dan tersenyum sinis. Menatap ayahnya dengan pandangan mengejek yang dinilai seperti sebuah sindiran tajam. Sementara itu tuan Byun hanya dapat diam dan memandang Baekhyun dengan tatapan datar.

“Baik. Aku mengerti. Aku mengerti,”

Baekhyun beranjak, pergi meninggalkan manornya dan menghambur masuk ke dalam mobil sport-nya yang berwarna merah terang. Nyonya Byun terisak, mengejar Baekhyun namun segalanya sudah terlambat.

Tuan Byun tak bergeming. Ia diam dan hanya bisa menatap tangannya yang baru saja ia gunakan untuk menampar putranya. Ia menyesal.

“Baekhyun…”

“BYUN BAEKHYUN, KAJIMA!!!”

Baekhyun mendengar suara itu. Suara ibunya yang tengah menjerit memanggil namanya. Namun ia merasa tuli—alih-alih tak mendengarkan raungan menyedihkan itu ia malah melajukan mobilnya keluar dari kediaman keluarganya.

Ia pergi dan memutuskan untuk tidak kembali. Ya. Byun Baekhyun tak akan kembali.

Tamparan itu membuktikan segalanya—membuktikan bahwa selama ini ia hanya sebuah pajangan tak berguna. Ia tak diperdulikan dan itu jelas. Jelas bahwa seorang Byun Baekhyun hanyalah sebuah alat—alat penambah pundi-pundi keuangan sebagai bentuk manifest perjodohannya dengan yeoja yang bahkan tak ia kenal secara pasti.

Baekhyun benci dirinya. Ia benci kehidupannya dan ia benci takdirnya yang harus terlahir sebagai seorang bangsawan.

Tapi itu bukan keinginannya. Itu bukan kesalahannya.

Salahkan takdir yang telah menjungkir balikkan segala dunia yang dimilikinya.

“AAAAAAAAAAARGGGHHH!!!!”

TBC_

58 thoughts on “Creepy Wedding [France, this is… a paradise?] -Prologue-”

  1. huwa~~
    kau kmbali dgn efef bacon!!!
    Joahe!! Suka!!

    Ngga sabar nunggu lanjutannya~~
    di paris lagi~ Huwa~ Pasti romantis bgt~~

    Like

  2. Jiyoooo-ssi….
    Kayaknya yg ini juga bakalan seruuuuuuuu kyk Hun-Yun couple…

    Rom-com again, euh?
    Choa..choa..
    Jgn tersesat jd angst kyk couple sebelah ya*lirik HunYun couple
    kalo tersesat lagi, kamu kudu nyiapin segebong tissu buat Oenni!
    *maksa*

    Like

    1. wkwkwkwk… kuusahain, ne, eon ^^d
      iya, ini romance comedy, tapi slice comedynya mungkin agak ketutupan sama dialog-dialog kaku kaya drama gitu, eon… jadi nggak akan se-blak-blakan NYMW…
      hehehehe… keep waiting aja, ne, eon…

      Like

    1. hehehe… ne, annyeong~ selamat datang ya, di elfsotics ^^
      sebenernya ff ini juga nggak baru-baru banget :3 udah ada sekitar tiga minggu lalu… chapter 1- prolognya udah kepublish, nah ini dia chapter 2nya ^^ hehehehe…

      Like

  3. baekhyunnie jadi semacem bad boy ya :* sukaaa XD kekekekeke~
    stlah bca ff yg baekhyun jd uke trsiksa, bca ff ini udah kyak pnyegaran banget XD
    keren bgt thor!! lanjutkan :*

    Like

  4. Sumpah thor bahasnya RAPI bangett!
    Kalo ff ffmu dijadiin novel atau sekedar buku cerita cinta(?) LAKU KERAS! ._

    saya suka :3 Baek yg polos jadi sangar wkwk 😀

    Like

  5. setelah kisah luhan yg menikah skg baekhyun yg menikah. Novi suka bgt ya bkn cerita ttg kehidupan pernikahan? Lbh menantang kali ya hehehehe. Baru baca prolognya, komen lbh lanjut di chapter brktnya ya.

    Like

  6. Min kok kereen *-* …. Lanjuuuut ya :3 apalagi karakter jihyunnya bukan cewek feminim aku suka banggeeet{} ditungguuu ;*

    Like

  7. Annyeonghaseyo semuanya..
    aku readers baru nih disini.. 😀

    Huwaaaaa….
    eonnie nomu joha…
    suka banget sama FF ini…
    Byun Baekhyun terlihat semakin keren =D
    Hwaiting eon….
    nggak sabar nunggu kelanjutan FF ini, daebak ^o^9

    Like

  8. Baru baca prolngnya aja udah seru. Kyaa!!! Keren
    Jihyun yang mencoba mencari hiburan untuk menghilangkan penat karena tugas tugas kuliahnya malah bertemu dengan Baekhyun.
    Dan membuatnya terlibat dalam skandal.
    Kekekekeke

    Like

  9. Lanjutin dong thor ff’nya.. Kenapa ini stuck ditengah jalan? huwee~ *nangis dipelukan Lulu*
    Hwaiting thor! cepet dilanjutin ya ff’nya 🙂 I’ll waiting~~

    Like

  10. Aigooo sesange~~~ Kenapa si Baekkiak (?) malah begitu sama Eomma sendiri==’ Kualat tuh ntar==’ Kaga bersyukur apa udah dilahirin ibunya, udah diberi kasih sayang, udah dirawat dari kecil sampe gede, balasannya apa? Hemehhh, Naudzubillahimindzalik dah sama kelakuan durhaka kaya’ Baekiak (?) entuhhh==’ . Eh, koq aku nanggepinnya serius bingit yah==’ Hadoohh, mungkin ini efek pacaran sama Luhan==’, menderita daku sama si Tonggos itu! Haghag, si Jihyun kaga suka sama warnaa pink XD, aku suka sih, tapi aku lebih suka warna merah, biru muda sama ungu pucat. Keren FFnya^^

    Like

  11. nice nih, tertarik baca chapter 1nya deh hehe

    posternya itu ulzzang baek jaeah ya? wah kesukaan aku haha jadi tambah tertarik baca(?)

    Like

  12. Wahhh…..ff baru nih yaa,Author??^^
    castnya sih baby Baekki?? Aaaaa….choa choaaa….tau aja nih kalo aku lagu suka ama baekki *lirik luhan oppa* hehehe…
    okeyy…keep writing,author…di tunggu sampe ff ini sekeren MPH yaaa^^ oh iya, MPH harus tetep msh di lanjutin loh,author >. <// ehhehe…soalnya aku akan keep waiting~~^^ AUTHOR,FIGHTING!!^^

    Like

  13. Ngubek-ngubek library ff eh ada ff ini aku klik dan baca waaah prolougenya aja sudah menarik gimana kelanjutannya aaah can’t wait for reading ok thor lanjut yah ~

    Like

  14. Baekhyun emosian dan sempat aku pikir yang ibu yang dia jawab tanpa sopan santun itu ibu tirinya -_-
    Kaburnya asyik yah pakai mobil super mewah o.o
    Kalau Jihyun rada-rada aneh. Masa ditengah tugas yang menumpuk malah mau liburan kan seharusnya pas liburan tapi itulah takdir mereka. Kkkk

    Like

  15. haloo eonni aq reader baru,, nee ff prtma yg aq baca..:D ffnya nee baru prologue aja udh seru gnii, keren” baekhyun kece,,apa dia bakaln gg kembli lagi k’istananya..hehehe lanjut ya eonni,,penasran apa yang bakalan terjdi ama jihyun n baekhyun,, 😀

    Like

  16. holla’-‘)/ sebenernya ini ff kedua yang aku baca di blog ini. dan main castnya si baekhyun. seru deh nih. penasaran sama kisah mereka. lanjut baca ya mumpung lagi snggang :))

    Like

  17. ga tau kenapa aku suka banget ff tema perjodohan kaya gini kalo castnya baekhyun, dan ditambah ini ff bikinan eonni ahahaaa, makin suka deh :* –“

    Like

  18. Baru plorog aja udah keren, apalagi main cast nya baekhyun :3
    Kyaaa.. >< jadi pngen cpet" bca yg lainnya .. Terus berkarya eonni ! Fighting!! ^^

    Like

  19. Ini beneran ff taun 2012? Keren bahasanyaaa udh kak
    Emang bakat bgt tulisan kyk novel uh
    Dan genre nya unik . Baek mesum gk ya baek

    Like

  20. Kya kya kyaa , baca prolognya aja udah penasarannya masyallah , bakaln bagus ini ff . Aaa sukaaa Hun-Yun couple . Next un , aku reader baru salam kenal yaaaa

    Like

Leave a comment